cover
Contact Name
Saaduddin
Contact Email
red.ekspresiseni@gmail.com
Phone
+6281371972228
Journal Mail Official
red.ekspresiseni@gmail.com
Editorial Address
https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/about/editorialTeam
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
ISSN : 14121662     EISSN : 25802208     DOI : http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi
Core Subject : Humanities, Art,
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni welcomes full research articles in the area of Visual Art and Performing Art. Scope areas are: related to Art and Culture, Creative Process and conceptual research in visual art and Performing Art.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022" : 10 Documents clear
AESTHETIC SPACE IN SYNTHETIC CUBISM, INTERPRETATION ANALYSIS OF ARMEN NAZARUDDIN'S PAINTINGS Mukhsin Patriansah; Ria Sapitri; Husni Mubarat
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.666 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.2206

Abstract

This study aims to see the aesthetic spaces in synthetic cubism by Armen Nazaruddin. When mastering the techniques, tools and materials that are mastered, the next problem that arises is the application of aesthetic values in the form of works of art. Therefore, describing an experience of having a sense and being intellectual in giving birth to his work of art. This is what the author did to conduct an object study of Armen Nazaruddin's painting, which later could be used as a reference and reference in the development of painting in Indonesia, especially in West Sumatra. This painting really considers the principles of making principles in detail and meticulously as well as the stars of the message and meaning in it. Artists experiment with how to make use of objects around them that have no value to become more appropriate in accordance with the Minang Kabau philosophy, namely, "Nature Takambang Becomes a Teacher". Keywords: Aesthetics, Painting, Synthetic Cubism, ExperimentRuang Estetika Dalam Kubisme Sintetik, Analisis Interpretasi Terhadap Lukisan Armen NazaruddinAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melihat ruang-ruang estetis dalam kubisme sintetik karya Armen Nazaruddin. Ketika penguasaan teknik, alat dan bahan sudah dikuasai, persoalan selanjutnya yang muncul adalah terapan nilai estetika dalam wujud karya seni. Oleh karena itu, seniman dituntut memiliki suatu kepekaan rasa dan intelektual dalam melahirkan karya seninya. Hal inilah yang mendasari penulis melakukan objek kajian terhadap karya seni lukis Armen Nazaruddin, yang nantinya bisa dijadikan acuan serta referensi dalam perkembangan seni lukis di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Lukisan ini sangat mempertimbangkan prinsip-prinsip penyusunan secara detail dan teliti dan juga tersirat pesan dan makna di dalamnya. Seniman senantiasa bereksperimentasi dengan cara memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya yang tidak memiliki nilai menjadi lebih bernilai sesuai dengan falsafah minang kabau yakni “alam takambang jadi guru”. Kata kunci :  Estetika, Seni Lukis, Kubisme Sintetik, Eksperimentasi
THE HYBRID PERSEMBAHAN DANCE: CROSS-CULTURAL COLLABORATION AND ART TOURISM IN PASA HARAU ART AND CULTURE FESTIVAL 2018 Fresti Yuliza; Visaka Saeui; Hasnah Sy; Dede Pramayoza
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.281 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1576

Abstract

This paper discusses the process of creating a collaborative dance work entitled Cross-Cultural Offering Dance, which was created jointly by three choreographers of different cultural backgrounds in the 2018 Pasa Harau Art and Culture Festival. The three choreographers involved in the collaboration are Siska Aprisia (Minangkabau, Indonesia). ), Kiki Rahmatika Syaher (Lampung, Indonesia), and Visaka Saeui (Thailand). The three of them tried to create a dance offering by offering the idea of a dance with the same theme, namely a dance to welcome guests in their respective cultural backgrounds. Applying a qualitative approach with research methods centered on performance events, this paper is intended to describe the stages of the creation process, and the modes of collaboration agreed upon by the three choreographers. Primary data was collected through involved observation, namely by participating directly as a choreographer, dramaturg, and administrator of the intended collaborative dance performance process. Secondary data were collected from narrative interviews with the three choreographers and by observing the responses and reactions of the audience and dancers. The results showed that the creation of the Performance Dance by the three choreographers was a hybridization process that began with sharing views on the world of traditional dance in order to build a shared spectrum, followed by a process of division of parts in the plot, where the embodiment of the atmosphere from solemn to joyful became the common thread. The result of the collaboration is a dance number entitled Cross-Cultural Offering Dance, which not only meets the criteria as a presentation in a festival, but can also be a tourism art presentation.Keywords: Persembahan Dance; Hybrid; Cross-Cultural Collaboration; Tourism Arts; FestivalTARI PERSEMBAHAN HIBRIDA: KOLABORASI LINTAS-BUDAYA DAN SENI PARIWISATA DALAM PASA HARAU ART AND CULTURE FESTIVAL 2018AbstrakTulisan ini membahas tentang proses penciptaan sebuah karya tari kolaboratif bertajuk Tari Persembahan Lintas Budaya, yang diciptakan bersama oleh tiga koreografer berbeda latar belakang budaya dalam kegiatan Pasa Harau Art and Culture Festival 2018. Ketiga koreografer yang terlibat di dalam kolaborasi adalah Siska Aprisia (Minangkabau, Indonesia), Kiki Rahmatika Syaher (Lampung, Indonesia), dan Visaka Saeui (Thailand). Ketiganya mencoba menciptakan sebuah karya Tari Persembahan dengan menawarkan gagasan dari tari bertema sama, yakni tari penyambutan tamu di masing-masing latar budaya mereka. Menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yang berpusat pada peristiwa pergelaran, tulisan ini dimaksudkan untuk menguraikan perihal tahapan-tahapan proses penciptaan, dan moda kolaborasi yang disepakati oleh ketiga koreografer. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan terlibat, yakni dengan ikut serta secara langsung sebagai koreografer, dramaturg, dan administrator dari proses kolaborasi Tari Persembahan yang dimaksudkan. Data sekunder dikumpulkan dari wawancara naratif dengan ketiga koreografer serta dengan mengamati respons dan reaksi penonton dan penari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penciptaan Tari Persembahan oleh ketiga orang koreograger adalah suatu proses hibridisasi yang dimulai dengan sharing pandangan atas dunia tari tradisional guna membangun spektrum bersama, dilanjutkan dengan proses pembagian bagian dalam plot, di mana perwujudan suasana dari khidmat menuju riang gembira menjadi benang merahnya. Hasil dari kolaborasi adalah sebuah nomor tarian bertajuk Tari Persembahan Lintas Budaya, yang tidak saja memenuhi kriteria sebagai sajian dalam festival, namun juga dapat menjadi sajian seni pariwisata.Kata Kunci: Tari Persembahan; Hibrida; Kolaborasi Lintas-Budaya; Seni Pariwisata; Festival
RE-READING THE HISTORY OF BODY IN MENITI JEJAK TUBUH BY SHERLI NOVALINDA Roza Muliati; Wahida Wahyuni; Saaduddin Saaduddin
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.158 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1350

Abstract

This paper explains how the body narrates its own history in a dance work Meniti Jejak Tubuh by Sherli Novalinda. The reading of the history of the body aims to explain how does the choreographer rereads the body in creating a new and different bodily practices. This paper is a result of an artistic research by using an embodiment approach and aesthetics of experience perspective. Data was collected through interviews and textual analysis methods. The results of the analysis reveal that Sherli Novalinda in her dance work Meniti Jejak Tubuh presents a rereading of her body history through an experimental creation process. The choreographer narrated the history of her body as a women inheritated Kerinci culture by borrowing another body in an experimentative process, cross-culture and gender, in order to create a new body narrative, the body in between.Keywords: Body History; Dance; Sherli Novalinda MEMBACA ULANG SEJARAH TUBUH DALAM PENCIPTAAN TARI MENITI JEJAK TUBUH KARYA SHERLI NOVALINDAAbstrakTulisan ini menjelaskan bagaimana tubuh menarasikan sejarahnya sendiri dalam tari Meniti Jejak Tubuh karya Sherli Novalinda. Pembacaan terhadap sejarah tubuh dalam karya tari ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana koreografer membaca kembali tubuhnya dalam menciptakan praktik ketubuhan yang baru dan berbeda. Tulisan ini merupakan hasil dari sebuah riset artistik dengan menggunakan pendekatan ketubuhan (embodiment) dan perspektif estetika pengalaman (aesthetics of experience). Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dan analisis tekstual. Hasil analisis menunjukkan bahwa Sherli Novalinda dalam karya Meniti Jejak Tubuh menghadirkan pembacaan terhadap sejarah tubuhnya melalui proses penciptaan yang eksperimentatif. Koreografer menarasikan sejarah tubuhnya sebagai perempuan yang mewarisi budaya Kerinci dengan meminjam tubuh orang lain dalam proses eksperimentasi yang lintas budaya dan gender hingga menciptakan sebuah narasi tubuh yang baru, tubuh in-between. Kata kunci: Sejarah Tubuh; Dance; Sherli Novalinda 
JAVA TRADITIONAL DELIVERY RITUAL INSTRUMENTS IN THE WORK OF DODOT BATIK Danang Priyanto; Sri Hesti Heriwati
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.571 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1620

Abstract

This article entitled “Javanese Traditional Birth Ritual Devices in Dodot Batik Works” focuses on the process of creating written batik dodot with the idea of Javanese traditional birth ritual tools. Interest in the existence of these devices is starting to be unknown in the community. The fact that conventional Javanese childbirth is no longer used in the early 21st century in Java is clarified by the Minister of Health Regulation (Permenkes) no. 97 of 2014 states that childbirth must be carried out in a health care facility (Fasyankes) through a midwife who is an expert in the field of obstetrics. The purpose of the creation is to create a handmade batik dodot based on the idea of a traditional Javanese birth ritual device that will be applied to the body with a draping technique. The art used is a symbolic concept with the concept of stacking which emphasizes the creation of the components that make up the batik pattern consisting of the main, supporting, and isen-isen motifs. Analysis of the data used using an interpretation method through an aesthetic approach. The steps of creation include 1) research using ethical and emic data sources, 2) experiments emphasizing dye experiments and central motif sketching techniques, 3) contemplating the stage of finding symbols/metaphors, and 4) forming to make arrangements into a design pattern ( prototype). The works created are four dodot works with a length of 106 cm and a width of 520 cm. The work produced is Anjangkepi Gesang with the philosophy of hope that his parents will be able to fulfill all his needs, Ambuka Science with the philosophy of hope that both parents will be able to understand all knowledge, Angganda Arum with the philosophy of hope that both parents will have a beautiful life and happy, Amadangi Jagad with the philosophy of the hope of both parents that one day his son will be able to benefit the environment around him. The dodot created is applied to the body through a draping technique by forming wrinkles, pleats, and drapes.Keywords: Ritual Devices; Javanese Customary Birth; Dodot; Batik. PIRANTI RITUAL PERSALINAN ADAT JAWA DALAM KARYA DODOT BATIK  AbstrakArtikel ini berjudul “Piranti Ritual kelahiran Adat Jawa Dalam Karya Dodot Batik” difokuskan pada proses cipta dodot batik tulis dengan ide piranti ritual kelahiran adat Jawa. Ketertarikan pada keberadaan piranti tersebut yang mulai tidak dikenal di tengah masyarakat. Fakta bahwa praktek persalinan adat Jawa sudah tidak lagi digunakan pada awal abad 21 di Jawa diperjelas dengan Peraturan Menteri Kesehatan  (Permenkes) no. 97  tahun 2014 yang tertulis persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dengan melalui bidan yang ahli pada bidang obstetri. Tujuan penciptaan   adalah menciptakan karya dodot batik tulis bersumber ide piranti ritual kelahiran adat Jawa yang akan diaplikasikan ke tubuh dengan teknik draping. Konsep seni yang digunakan adalah konsep simbolik dengan konsep tata susun yang menekankan penciptaan komponen motif penyusun pola batik terdiri dari motif utama, pendukung dan isen-isen. Analisis data yang digunakan menggunakan metode interpretasi dengan melalui pendekatan estetika. Langkah-langkah penciptaan meliputi 1) riset dengan memanfaatkan sumber data etik dan emik, 2) eksperimen menekankan pada eksperimen bahan pewarna dan teknik skets motif utama, 3) perenungan tahap menemukan simbol/metafora, dan 4) pembentukan melakukan penyusunan menjadi sebuah pola desain (purwa rupa).  Karya yang diciptakan berupa empat buah karya dodot dengan panjang 106 cm dan lebar 520 cm. Karya yang dihasilkan adalah Anjangkepi Gesang dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya mampu mencukupi segala kebutuhannya, Ambuka Ilmu dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya mampu dalam memahami segala pengetahuan, Angganda Arum dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya memiliki kehidupan yang indah dan bahagia, Amadhangi Jagad dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya mampu bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Dodot yang telah diciptakan diaplikasikan pada tubuh melalui teknik draping dengan membentuk kerutan, lipitan dan draperi.Kata kunci: Piranti Ritual; Persalinan Adat Jawa; Dodot; Batik.
CREATIVE PROCESS OF CONTEMPORARY DANCE GEOMETRY: A CHOREOGRAPHIC WORK WITH A SOCIAL PSYCHOLOGICAL APPROACH Venny Rosalina; Fabio Yuda
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.2090

Abstract

This paper discusses the process of creating Geometry, a dance works by using a psychological approach to express the idea of the Minangkabau body in contemporary dance practice. Geometry dance works as a real picture of the behavior, thoughts, appreciation of human characters through the description of body dialogue and unique experiences as character expressions in dance works. This study resulted in a description of the creative process of contemporary dance creation based on the application of a psychological approach by describing creative values, appreciation values and behavioral values in a geometric creation. The audience's reflection becomes the impetus to feel the sensations of contemporary dancers' bodies. Basik Minang Kabau uses geometry as a critical reflection on the development of contemporary dance in West Sumatra as a form of the body of the Minangkabau tradition towards a contemporary body. Keywords: Geometry; psychology; Audience Reflection; choreography; creative processPROSES KREATIF TARI KONTEMPORER GEOMETRI: SEBUAH KARYA KOREOGRAFI DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI SOSIAL  AbstrakTulisan ini membahas tentang sebuah proses kreatif dalam penciptaan tari kontemporer berjudul Geometri dengan menggunakan pendekatan psikologi sosial. Koreografi tersebut disusun untuk mengungkapkan gagasan tentang ketubuhan Minangkabau dalam  praktik tari kontemporer. Karya tari Geometri erupakan gambaran nyata dari perilaku, pemikiran, penghayatan karakter manusia melalui penjabaran dialog tubuh dan pengalaman unik sebagai ekspresi karakter dalam karya tari. Penelitian ini mengahasilkan sebuah uraian proses kreatif penciptaan tari kontemporer yang berbasis pada penerapan pendekatan psikologi dengan menjabarkan nilai-nilai kreatif, nilai penghayatan dan nilai bersikap dalam sebuah penciptaan geometri. Refleksi penonton menjadi dorongan untuk merasakan sensasi ketubuhan penari kontemporer. Basik minang kabau menjadikan karya geometri sebagai refleksi kritis terhadap perkembangan tari kontemporer di Sumatera Barat sebagai wujud tubuh tradisi minangkabau menuju tubuh kontemporer. Kata Kunci: Geometri; psikologi sosial, refleksi penonton; koreografi; proses kreatif
LAMB OF GOD SONG GABRIEL EDY LANGGU'S WORK AS A FORM OF INCULTURATION AT THE CATHOLIC CHURCH OF SANTA MARIA ASSUMPTA KUPANG – NTT Paskalis Romanus Langgu
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1648.346 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.2070

Abstract

This research aimed to get deeper understanding about connection between music and the inculturation in the catholic church.. The form of the song Anak Domba Allah which is composed by Gabriel Edy Langgu that used East Manggaraians song’s motif gelang lite cela d’ into the part of his ordinarium mass. The song Anak Domba Allah is inculturation song form for the mass which is often used by the lay and clergy in Maria Assumpta Church, Kupang. The form of the song is not understood by all people in that church. The methodology used is to analyze in musicological the song Anak Domba Allah form. This song can be accepted and help people to worship in appreciation of the faith. Catholic churches in Kupang City has a role in preserving the ordinarium songs tangible inculturation.Keywords: Music Inculturation; Song Form Anak Domba AllahLAGU ANAK DOMBA ALLAH KARYA GABRIEL EDY LANGGU SEBAGAI WUJUD INKULTURASI DI GEREJA KATOLIK SANTA MARIA ASSUMPTA KUPANG – NTT   AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang keterkaitan antara musik dengan inkulturasi di gereja katolik. Bentuk lagu Anak Domba Allah yang digubah oleh Gabriel Edy Langgu yang menggunakan motif lagu Manggarai Timur gelang lite cela d' menjadi bagian dari  ordinarium misanya. Lagu Anak Domba Allah merupakan bentuk lagu inkulturasi untuk misa yang sering digunakan oleh kaum awam dan rohaniawan di Gereja Maria Assumpta-Kupang. Bentuk lagunya tidak dipahami oleh semua orang di gereja itu. Metodologi yang digunakan adalah menganalisis secara musikologis bentuk lagu Anak Domba Allah. Lagu ini kemudian dapat diterima dan membantu orang untuk beribadah sebagai apresiasi iman. Gereja Katolik di Kota Kupang memiliki peran dalam melestarikan ordinarium lagu-lagu yang berwujud inkulturasi.Kata kunci: Inkulturasi Musik; Bentuk lagu Anak Domba Allah
USED PAPER KEYCHANGING CRAFTS REVIEWING FROM MATERIAL, SHAPE, AND FUNCTION Tifani Weka Iwanda; Adek Cerah Kurnia Azis
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.713 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1604

Abstract

Keychain crafts not only function as hooks or decorative objects but have been used as promotional tools for various ethnic groups, ranging from the shape of traditional clothing motifs to a variety of traditional foods in Sumatra, the materials used in each craft making will support the craft created and function the use of these crafts, where the key chain craft that is created is not enough as a functional work, it is not enough to only fulfill the functional aspect but requires a touch of beauty to increase its quality and economic value.Keywords: Online Learning; Impact; Effort; Image Shapes.KERAJINAN GANTUNGAN KUNCI KERTAS BEKAS DITINJAU DARI BAHAN, BENTUK DAN FUNGSI AbstrakKerajinan gantungan kunci tidak hanya berfungsi sebagai pengail maupun benda hias saja, namun telah dijadikan sebagai alat promosi berbagai suku,  mulai dari bentuk motif pakaian adat maupun ragam makanan khas adat di Sumatera, bahan yang digunakan pada setiap pembuatan  kerajinan akan mendukung kerajinan yang tercipta dan fungsi pakai dari kerajinan tersebut, dimana kerajinan gantungan kunci yang diciptakan tidak cukup sebagai karya fungsional tidak cukup hanya memenuhi aspek fungsi saja melainkan memerlukan sentuhan keindahan untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomisnya.Kata kunci : Pembelajaran Daring; Dampak; Upaya; Gambar Bentuk.
COMMUNICATION FUNCTIONS OF THE TIMOR GONG IN NAPAN VILLAGE COMMUNITY Agustinus Reno Renaldus Afoan El; Agustinus ABA Beda Ama; Melkior Melki Kian
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.194 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.2244

Abstract

The Timorese gong is a traditional musical instrument of the Napan people that functions as a means of communication in rituals and entertainment. This instrument consists of several parts, namely Tonu Mese, Ote and Kbola. This musical instrument is used by the community as their communication with the local community, ancestors and nature. The method used in this study is descriptive qualitative with an ethnographic approach, namely to discuss the culture and life of the local community. The Timorese Gong until now has functioned as a means of ritual communication where the Gong has a symbolic meaning, namely as a symbol of the strength, nature, identity and character of the community. Apart from being in the context of rituals, this musical instrument also serves to provide information to the local community, namely when there are traditional elders or traditional figures who have died. The Timor gong used as a communication for the Napan people is to provide certain information or messages related to what is about to happen, namely as a warning sign to the local community.Keywords: Gong Timor; Communication; Symbolic Meanin FUNGSI KOMUNIKASI GONG TIMOR PADA  MASYARAKAT DESA NAPAN   AbstrakGong Timor merupakan alat musik tradisi masyarakat Napan yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam ritual maupun hiburan. Alat musik ini terdiri dari beberapa bagian yaitu Tonu Mese, Ote dan Kbola. Alat musik ini digunakan oleh masyarakat sebagai komunikasi mereka dengan masyarakat setempat, leluhur dan alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi yaitu untuk membahas tentang kebudayaan dan kehidupan masyarakat setempat. Gong Timor hingga saat ini telah difungsikan sebagai sarana komunikasi ritual dimana Gong tersebut memiliki makna simbolik yaitu sebagai simbol keperkasaan, sifat, identitas dan karakter masyarakat. Selain dalam konteks ritual alat musik ini juga berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat setempat yaitu pada saat ada tua adat atau tokoh adat yang telah meninggal. Gong Timor yang digunakan sebagai komunikasi masyarakat Napan adalah untuk memberikan informasi atau pesan-pesan tertentu terkait dengan apa yang akan terjadi yaitu sebagai tanda peringatan pada masyarakat setempat.Kata Kunci: Gong Timor; Komunikasi; Makna Simbolik
BECOMING UNGGAN WOMEN: SUBJECTIVITY AND INDIVIDUALITY Fahmi Marh; Yang Junchu; Selvi Kasman; Hafif HR
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.245 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1635

Abstract

The women who play music in Nagari Unggan are Minangkabau women. Nagari Unggan women's freedom to play music without men is an anomaly for the Minangkabau indigenous people. Women's liberation becomes something discordant or taboo. His present free existence can be in the form of subordination, and vice versa can be in respect and emancipation. This paper will reveal the free event of the Unggan Woman as becoming or becoming a woman to being Parewa. This research on the narrative of female music players from Calempong Unggan was analyzed using the Deleuze concept; becoming, subjectivity, and individuation occur, but first, the discussion starts from subjectivity and individuation. Meanwhile, Becoming a form of being an Unggan woman is a novelty for Unggan women for their freedom to play calempong. The Woman's narrative was built using qualitative analysis methods through life history ethnography, in the form of reports of women's lives in the Calempong performance room, especially musical players who are experienced in telling their experiences—starting from the narrative of past livesBECOMING PEREMPUAN UNGGAN: SUBJEKTIVITAS DAN INDIVIDUASI AbstrakPerempuan yang bermain musik di Nagari Unggan adalah perempuan Minangkabau. Kebebasan perempuan Nagari Unggan bermain musik tanpa didampingi laki-laki menjadi sesuatu yang anomali bagi masyarakat adat Minangkabau. Kebebasan perempuan itu menjadi sesuatu yang sumbang atau tabu. Keberadaanya sekarang yang bebas itu bisa berupa subordinasi dan sebaliknya bisa berupa penghormatan dan emansipatif. Tulisan ini akan mengungkapkan peristiwa bebas perempuan Unggan itu sebagai becoming atau kemenjadian perempaun menjadi Parewa. Hasil dari penelitian narasi perempuan pemain musik Calempong Unggan ini di analisis menggunakan konsep Deleuze; becoming, subjektivitas dan individuasi, yang terjadi di dalamnya, namun terlebih dahulu diskusi dimulai dari subjektivitas dan individuasi. Sedangkan becoming sebagai bentuk kemenjadian perempuan Unggan menjadi kebaruan perempuan Unggan atas kebebasannya bermain calempong. Narasi Perempuan Ungggan tersebut dibangun dengan metode analisis kualitatif melalui etnografi life history, berupa narasi kehidupan perempuan dalam ruang pertunjukan calempong, terutama pemain musik yang benar-benar berpengalaman menceritakan pengalamannya. Mulai dari narasi kehidupan masa lalu, masa sekarang untuk membangun masa depan perempuan Unggan sebagai pemain musik perempuan yang bebas di Minangkabau.
ECO-PRINT HAPA ZOME ON TEXTILES AS ANTITHESIS ENVIRONMENTALLY UNFRIENDLY TEXTILE DYESTUFF Sri Utami; Igb Bayu Baruna Ariesta; Nyoman Ayu Permata Dewi
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1639

Abstract

TTextile industry sector waste is one of the environmentally unfriendly problems that is a concern among the fashion world today. Based on this, the researchers designed a textile by applying environmentally friendly art or coloring techniques, namely, zome hapa art. This technique belongs to the type of eco-print or natural printing technique. The motifs designed by researchers in the creation of textiles were chosen using motifs inspired by one of the Balinese cultures, namely the Balinese script. The selection of Balinese script as the main idea in the creation of motifs on textiles aims to show one of the local identities of Bali. Thus, textile products were created that the researchers designed to build the nuances and local characteristics of Bali. This research was conducted using the method of art creation. The method of art creation is a systematic way of creating works of art. The stages of the creation of this work describe the design of the process of creating a work of art in accordance with the stages of creation from getting inspiration (ideas), designing textile motifs to the realization of the work of art. Keywords: Eco-Print; Hapa Zome; Textile DyestuffECO-PRINT HAPA ZOME PADA TEKSTIL SEBAGAI ANTITESIS ENVIRONMENTALLY UNFRIENDLY TEXTILE DYESTUFF AbstrakLimbah sektor industri tekstil adalah salah satu permasalahan enviromentally unfriendly yang menjadi perhatian di kalangan dunia mode saat ini. Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti merancang sebuah tekstil dengan menerapkan seni atau teknik pewarnaan yang ramah lingkungan yaitu, seni hapa zome. Teknik ini tergolong dalam jenis eco-print atau teknik cetak alam. Motif yang dirancang peneliti dalam penciptaan tekstil dipilih menggunakan motif yang terinspirasi dari salah satu kebudayaan Bali yaitu, Aksara Bali. Pemilihan Aksara Bali sebagai ide utama dalam penciptaan motif pada tekstil bertujuan untuk memperlihatkan salah satu identitas lokal Bali. Sehingga, tercipta produk tekstil yang peneliti rancang membangun nuansa dan karakteristik lokal Bali. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penciptaan seni. Metode penciptaan seni adalah cara mewujudkan karya seni secara sistematik. Tahapan penciptaan karya ini menguraikan rancangan proses penciptaan karya seni sesuai dengan tahpan-tahapan pengkaryaan sejak mendapat inspirasi (ide), perancangan desain motif tekstil hingga perwujudan hasil karya seni. Kata kunci: Eco-Print; Hapa Zome; Textile Dyestuff AbstrakLimbah sektor industri tekstil adalah salah satu permasalahan enviromentally unfriendly yang menjadi perhatian dikalangan dunia mode saat ini. Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti merancang sebuah tekstil dengan menerapkan seni atau teknik pewarnaan yang ramah lingkungan yaitu, seni hapa zome. Teknik ini tergolong dalam jenis eco-print atau teknik cetak alam. Motif yang dirancang peneliti dalam penciptaan tekstil di pilih menggunakan motif yang terinspirasi dari salah satu kebudayaan Bali yaitu, Aksara Bali. Pemilihan Aksara Bali sebagai ide utama dalam penciptaan motif pada tekstil bertujuan untuk menunjukan salah satu identitas lokal Bali. Sehingga, tercipta produk tekstil yang peneliti rancang membangun nuansa dan karakteristik lokal Bali. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penciptaan seni. Metode penciptaan seni adalah cara mewujudkan karya seni secara sistematik. Tahapan penciptaan karya ini menguraikan rancangan proses penciptaan karya seni sesuai dengan tahpan-tahapan pengkaryaan sejak mendapat inspirasi (ide), perancangan desain motif tekstil hingga perwujudan hasil karya seni. Kata kunci: Eco-Print, Hapa Zome, Textile Dyestuff

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 2 (2023): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 25, No 1 (2023): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 2 (2022): Edisi Juli- Desember 2022 Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022 Vol 23, No 2 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 23, No 1 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 2 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 1 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 21, No 2 (2019): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 21, No 1 (2019): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 21, No 1 (2019): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 2 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 2 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 1 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 1 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 2 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 2 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 1 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 1 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 2 (2016): Ekspresi Seni Vol 18, No 2 (2016): Ekspresi Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni Vol 17, No 2 (2015): Ekspresi Seni Vol 17, No 1 (2015): Ekspresi Seni Vol 17, No 1 (2015): Ekspresi Seni Vol 16, No 2 (2014): Ekspresi Seni Vol 16, No 2 (2014): Ekspresi Seni Vol 16, No 1 (2014): Ekspresi Seni Vol 16, No 1 (2014): Ekspresi Seni Vol 15, No 1 (2013): Ekspresi Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni Vol 14, No 1 (2012): Ekspresi Seni Vol 14, No 1 (2012): Ekspresi Seni Vol 13, No 2 (2011): Ekspresi Seni Vol 13, No 2 (2011): Ekspresi Seni Vol 13, No 1 (2011): Ekspresi Seni Vol 13, No 1 (2011): Ekspresi Seni More Issue